Makna Peribahasa Esuk Dele Sore Tempe
Sobat-sobat, pernah denger gak sih peribahasa Jawa yang satu ini, "Esuk dele, sore tempe"? Kalau belum, atau bahkan udah sering denger tapi bingung artinya apa, tenang aja, kalian datang ke tempat yang tepat! Hari ini kita bakal kupas tuntas maknanya, biar gak cuma joget-joget doang pas denger ungkapan ini, tapi bener-bener paham isinya. Peribahasa ini tuh, guys, sering banget dipakai buat ngingetin kita tentang sesuatu yang gampang berubah, plin-plan, atau gak punya pendirian. Mirip kayak kedelai yang kalau diproses jadi tempe itu kan ada tahapannya, nah, kadang orang tuh perilakunya bisa berubah-ubah persis kayak gitu, dari pagi niatnya A, eh sore udah jadi B. Menarik banget kan? Jadi, siapin kopi atau teh kalian, mari kita selami lebih dalam dunia peribahasa Jawa yang kaya makna ini, dan semoga setelah baca ini, kita semua jadi lebih bijak dalam menilai dan bertindak, gak kayak kedelai yang gampang banget berubah jadi tempe dalam sekejap mata. Kita akan bedah satu per satu, mulai dari asal-usulnya, makna harfiahnya, sampai contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dijamin setelah ini, kalian bakal lebih pede ngobrolin atau bahkan pakai peribahasa ini.
Asal-usul dan Makna Harfiah Peribahasa
Nah, guys, sebelum kita ngomongin maknanya yang lebih dalam, yuk kita kenalan dulu sama asal-usul peribahasa "Esuk dele, sore tempe" ini. Sesuai namanya, peribahasa ini berasal dari kebudayaan Jawa, yang memang kaya banget sama ungkapan-ungkapan bijak warisan leluhur. Kalo kita bedah kata per kata, 'esuk' itu artinya pagi, 'dele' itu kedelai, 'sore' itu sore, dan 'tempe' ya tempe yang biasa kita makan itu. Jadi, secara harfiah, kalau diterjemahkan jadi kayak "Pagi kedelai, sore tempe". Kedengarannya aneh ya? Tapi di situlah letak keunikannya, guys. Peribahasa ini bukan mau ngomongin proses pembuatan tempe secara kuliner, tapi lebih ke analogi sifat atau perilaku seseorang. Kenapa kedelai dan tempe? Karena kedelai itu bahan mentahnya, sedangkan tempe itu hasil olahannya yang udah jadi. Proses dari kedelai menjadi tempe itu kan butuh waktu dan perubahan, nah, peribahasa ini melihat ada perilaku orang yang perubahannya itu cepet banget, kayak proses kedelai jadi tempe yang dipercepat. Maksudnya gini, lho: pagi ini dia janji atau punya niat A, eh, pas sore udah berubah jadi niat atau omongan B. Enggak konsisten sama sekali! Jadi, makna harfiahnya itu menekankan pada perubahan yang drastis dan cepat dalam perkataan atau pendirian seseorang dalam kurun waktu yang singkat. Ini yang bikin peribahasa ini relevan banget buat ngomentarin orang-orang yang gampang banget berubah pikiran, gak bisa dipegang omongannya, atau gampang terpengaruh sama lingkungan. Pokoknya, kalau ada orang yang dari pagi ngomongnya mau jadi dokter, eh siangnya udah bilang mau jadi pilot, malemnya malah pengen jadi penyanyi, nah itu dia orangnya yang kena peribahasa "esuk dele, sore tempe". Sangat berbeda antara niat di pagi hari dengan apa yang terjadi di sore hari, menggambarkan ketidakstabilan dan keraguan yang luar biasa.
Peribahasa 'Esuk Dele Sore Tempe' dalam Konteks Kehidupan
Oke, guys, sekarang kita udah paham makna harfiahnya, mari kita bawa peribahasa "Esuk dele, sore tempe" ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa sih ungkapan ini penting buat kita ngerti? Gampang aja, karena kita pasti pernah ketemu orang yang kayak gitu, atau bahkan mungkin kita sendiri pernah jadi orang yang kayak gitu. Pernah gak sih kalian bikin rencana sama teman, eh pas udah mau jalan, dia ngabarin mendadak gak bisa karena ada urusan lain? Atau misalnya, ada teman yang udah janji mau bantuin kamu ngerjain tugas, tapi pas hari H dia malah ngilang tanpa kabar? Nah, itu semua contoh klasik orang yang "esuk dele, sore tempe". Perkataan atau janjinya di pagi hari (atau saat dibuat) itu kayak kedelai yang masih mentah, tapi tahu-tahu sorenya udah berubah jadi tempe, artinya udah jadi sesuatu yang beda, gak sesuai harapan. Seringkali, peribahasa ini dipakai buat mengomentari sifat plin-plan, labil, atau orang yang omongannya tidak bisa dipegang. Bayangin aja kalo kita kerja tim, terus ada anggota tim yang kayak gini, kan repot banget. Rencana yang udah matang bisa buyar seketika gara-gara satu orang yang gak konsisten. Makanya, penting banget buat kita punya pendirian yang teguh, guys. Gak cuma soal janji, tapi juga soal prinsip hidup. Kalo kita punya prinsip, kita gak gampang goyah sama omongan orang atau sama situasi yang berubah-ubah. Peribahasa ini sebenarnya juga bisa jadi pengingat buat diri kita sendiri, biar kita jadi orang yang lebih bisa dipercaya, lebih konsisten, dan punya integritas. Coba deh renungkan, berapa kali sih kita pernah ingkar janji sama diri sendiri atau sama orang lain? Gak enak kan rasanya kalo kita dianggap gak bisa dipegang omongannya? Nah, dengan memahami "esuk dele, sore tempe", kita jadi lebih sadar diri dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang perkataannya sejalan dengan perbuatannya. Jadi, jangan sampai kita jadi 'tempe' yang gampang berubah ya, guys. Mari kita jadi 'kedelai' yang punya potensi besar tapi tetap konsisten pada jalannya, atau jadi 'tempe' yang berkualitas dan bisa diandalkan.
Mengapa Konsistensi Itu Penting (dan Kenapa Ada yang 'Esuk Dele Sore Tempe')?
Guys, ngomongin soal "Esuk dele, sore tempe" ini nggak lengkap rasanya kalau kita nggak bahas kenapa sih konsistensi itu penting banget, dan kenapa kok ada orang yang sifatnya itu kayak kedelai yang gampang jadi tempe dalam semalam. Pertama-tama, mari kita apresiasi dulu pentingnya konsistensi. Dalam hubungan pertemanan, percintaan, kerja, atau bahkan sama diri sendiri, konsistensi itu kayak lem yang merekatkan semuanya. Kalo kita konsisten sama ucapan kita, orang bakal percaya sama kita. Kalo kita konsisten sama usaha kita, kita bakal lihat hasilnya. Kalo kita konsisten sama prinsip kita, kita bakal jadi pribadi yang kuat. Gak ada orang yang suka sama orang yang omongannya gak bisa dipegang, kan? Dulu bilang A, eh besok udah ngomong B, minggu depan udah ngomong C. Kan jadi bingung sendiri kita mau ngikutin yang mana. Nah, konsistensi itu membangun kepercayaan, kredibilitas, dan reputasi yang baik. Makanya, banyak orang yang berlomba-lomba untuk jadi konsisten.
Terus, kenapa sih ada orang yang gampang banget berubah kayak "esuk dele sore tempe"? Ada banyak faktor, guys. Kadang karena orangnya memang punya sifat dasar yang labil, gampang bosen, atau gampang terpengaruh. Mungkin juga karena mereka belum menemukan passion atau tujuan hidup yang jelas. Jadi, apa yang mereka inginkan hari ini, besok bisa aja udah berubah karena ada sesuatu yang lebih menarik perhatian mereka. Ada juga yang mungkin punya ketakutan, misalnya takut salah ambil keputusan, jadi mereka terus-terusan ganti rencana. Atau bisa jadi, mereka itu sebenarnya belum siap berkomitmen pada sesuatu, jadi setiap kali ada pilihan lain yang lebih mudah atau lebih menarik, mereka langsung berpaling. Penting juga untuk diingat, tidak semua perubahan itu buruk. Kadang, perubahan itu justru positif, misalnya berubah jadi lebih baik, lebih dewasa, atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Tapi, yang dimaksud dengan peribahasa "esuk dele sore tempe" ini adalah perubahan yang negatif, tidak beralasan, dan merugikan pihak lain atau diri sendiri dalam jangka panjang. Jadi, kalaupun kita merasa perlu berubah, pastikan perubahan itu terencana, punya alasan yang kuat, dan tidak merusak kepercayaan yang sudah dibangun. Jangan sampai deh, kita ini jadi contoh buruk dari peribahasa yang satu ini. Mari kita usahakan untuk jadi pribadi yang lebih stabil dan bisa dipegang omongannya, guys. Percayalah, itu akan membawa dampak positif yang luar biasa dalam hidup kita, baik dalam hal personal maupun profesional.